Hubungan antara
pornografi dengan panca indra sangat berhubungan erat. Hampir dari media
semua televisi dan internet. Pornografi memang tak ada hentinya. Akibat
dari pandangan mata yang liar, berbagai kasus muncul silih berganti.
Hanya pelaku dan korbannya saja yang berbeda. Makin terbukanya media
ikut mempermudah akses masyarakat terhadap muatan berbau porno. Mulai
dari majalah, buletin, internet, hingga video-video amatiran. Akibatnya,
sebagaian masyarakat terjangkit kecanduan pornografi.
Bahkan para pakar membenarkan apa yang sudah disabdakan Nabi Muhammad SAW. tentang tahapan zina :
“Bagian manusia dari zina ditulis. Zina kedua mata adalah memandang,
kedua telinga dengan pendengaran, lidah berzina dengan perkataan, tangan
dengan menyentuh, kaki dengan melangkah. Hati berhasrat dan
berkeinginan dan hal itu dibenarkan oleh kemaluan atau didustakan.”
(HR.Bukhori dan Muslim).
Seorang pendiri dan presiden Inner Gold Conseling Services Inc.
Gordon S. Bruin berpendapat, “Pornografi adalah racun otak yang
Sempurna.” www.innergold.com .
Satu-satunya perbedaan antara kecanduan narkoba dengan pornografi
adalah caranya memasukan sistem. Jika heroin atau kokain masuk dan
mengetahui melalui sistem organ secara fisik, maka pornografi masuk
melalui mata langsung ke pusat pikiran manusia. Informasi visual yang
masuk, diproses sistem limbik otak hanya dalam hitungan nanodetik
(sepuluh pangkat minus sembilan detik). Ada pelepasan bahan kimia yang
kuat mengendalikan pikiran dan mempengaruhi tindakan seseorang.
Saat mendapatkan rangsangan seksual, otak akan melepaskan hormon
oksitoksin. Hormon ini menimbulkan efek kebersamaan dan kasih sayang
pada saat melakukan hubungansuami isteri. Tapi ketika rangsangan didapat
secara visual, seperti menonton video atau gambar porno, maka pelepasan
oksitoksin akan menyebabkan seseorang merasa kesepian, depresi, dan
bingung. Jadi, oksitoksin dapat meningkatkan kulaitas hubungan sauami
isteri, dan sebaliknya dapat pula menghancurkan seseorang daengan
perasaan hampa dan depresi.
Semakin seseorang mengkonsumsi mengkonsumsi pornografi, makan semakin
sulit bagi mereka untuk terangsang oleh hubungan yang nyata. Akibatnya,
banyak pengguna mulai merasa seperti ada sesuatu yang salah dengan
mereka; mereka tidak tahu bagaimana berhubungan seseorang yang nyata,
apalagi membentuk hubungan pribadi yang mendalam dengan seseorang.
“Pornografi menimbulkan perubahan konstan pada neorotransmiter dan
melemahkan fungsi kontrol. Ini yang membuat orang-orang yang sudah
kecanduan tidak bisa lagi mengontrol perilakunya,” kata Hilton serta
menambahkan adiksi pornografi juga menimbulkan gangguan memori. Kondisi
itu, tidak terjadi secara cepat dalam waktu singkat namun melalui
beberapa tahap yakni kecanduan yang ditandai dengan tindakan impulsif,
ekskalasi kecanduan, desensitisasi dan akhirnya penurunan perilaku.Dan
kerusakan otak akibat kecanduan pornografi adalah yang paling berat,
lebih berat dari kecanduan kokain.
Dari perspektif bisnis, industri pornografi memiliki strategi yang
cukup pintar. Produk mereka menawarkan pengguna bantuan sementara dari
kecemasan, depresi, dan kesepian dalam pertukaran untuk membuat
masalah-masalah yang sama jauh lebih buruk dalam jangka panjang. Padahal
ini berdampak buruk terhadap pecandu pornografi, karena kecemasan
pelanggan mereka memburuk, mereka bertambah mengisolasi diri dan semakin
banyak alasan mereka harus kembali ke pornografi.
Semakin seseorang mengkonsumsi pornografi, semakin kuat otak mereka
menghubungkan sedang terangsang dengan fantasi fiksi porno dan semakin
sulit bagi mereka untuk terangsang oleh orang yang nyata atau hubungan
yang nyata, Akibatnya, banyak pengguna mulai merasa seperti ada sesuatu
yang salah dengan mereka; mereka tidak tahu bagaimana untuk diaktifkan
oleh seseorang yang nyata, apalagi membentuk hubungan pribadi yang
mendalam dengan seseorang.
Seorang penulis dan aktivis politik Niomi Wolf, melakukan perjalanan
di seluruh negeri untuk berbicara dengan mahasiswa tentang hubungan.
“Ketika saya bertanya tentang kesepian, kesedihan terpancar dari
khalayak laki-laki dan perempuan muda sama,” katanya. “Mereka tahu bahwa
mereka kesepian bersama-sama … dan pornografi adalah bagian besar dari
kesepian itu. Apa yang mereka tidak tahu adalah bagaimana untuk keluar.
Terbiasa melihat pornografi akan merusak hubungan orang tersebut dengan
lingkungannya, dalam hal ini keluarga atau orang-orang terdekatnya. Pada
hubungan pacaran, hubungan yang berkembang menjadi tidak sehat. Orang
yang terlibat pornografi akan menyalahkan kekasihnya pada
tindakan-tindakan seksual yang mereka lakukan. Padahal masalah itu
terdapat pada pribadinya sendiri, dan pasangannya adalah si ‘korban’.
Pada pasangan yang telah menikah, ini akan memicu ketidakpuasan seksual
dan praktik seksual yang menyimpang sehingga mengarah ke arah
ketidakharmonisan keluarga, bahkan perceraian.
Studi telah menemukan bahwa ketika orang terlibat dalam sikap
menyembunyikan diri adalah ketika mereka melakukan hal-hal yang mereka
tidak bangga dan merahasiakan dari teman-teman mereka dan keluarga
mereka. Untuk laki-laki dan perempuan pengkonsumsi pornografi, kebiasaan
mereka sering disertai dengan masalah kecemasan, masalah citra tubuh,
miskin citra diri, masalah hubungan, rasa tidak aman, dan depresi.
Pornografi mengajarkan bahwa laki-laki dan perempuan bahwa mereka tidak
memiliki arti apa-apa daripada bagian-bagian tubuh mereka dan berapa
banyak kenikmatan seksual ditawarkan kepada mereka.
MEskipun belum diketahui Apakah pengguna pornografi seperti itu atau
tidak, namun persepsi itu mulai merayap masuk kedalam sikap bagaimana
mereka melihat diri mereka sendiri dan orang lain dalam kehidupan nyata.
Semakin keras pengguna melihat diri mereka sendiri dan orang lain
sebagai obyek seksual, semakin sulit untuk mengembangkan hubungan yang
nyata.